Dalam Al Qur’an surat Maryam 16-37 disebutkan bahwa Maryam (Maria) ibu Nabi Isa as (Yesus) adalah seorang wanita shalihah yang seluruh hidupnya digunakan untuk mengabdi kepada Allah. Dia amat menjaga kehormatannya dari sentuhan laki-laki. Lalu Allah mengutus roh kudus (malaikat Jibril) untuk memberitahu Maryam bahwa dia akan melahirkan seorang laki-laki bernama Isa Almasih. Untuk membuktikan bahwa bayi laki-laki yang digendongnya itu bukanlah hasil perzinahan, Allah memberi mukjizat kepada Isa (Yesus) yang masih merah itu bisa berbicara:
Sebagaimana tercantum dalam Al Quran surah Maryam 30-33
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا ﴿٣٠﴾
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ﴿٣١﴾
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا ﴿٣٢﴾
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا ﴿٣٣﴾
Artinya:
30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
31. dan dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
Selain mukjizat bisa berbicara ketika masih bayi berusia beberapa hari, Allah juga memberi mukjizat kepada nabi Isa as (Yesus) setelah menjadi nabi, seperti bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang berpenyakit lepra, orang buta mata bisa melihat dan lain-lain,
Sebelum nabi Isa lahir, masyarakat Medeterania memiliki kepercayaan yang sudah mendarah daging menyembah Dewa Matahari. Menurut keyakinan mereka, dewa ingin menyelamatkan dan menebus dosa manusia dengan berinkarnasi menjadi manusia anak dewa. Anak dewa ini lahir di hari Minggu (Sunday; sun=matahari; day=hari) tanggal 25 Desember. Di Persia, anak dewa matahari ini disebut Mithra, di Syiria dinamai Tammuz, di Yunani bernama Dyonisus, di Mesir disebut Osiris, dan lain-lain.
Sedangkan orang-orang Yahudi hanya mempercayai Allah sebagai satu-satunya Tuhan Pencipta Alam semesta. Pada mulanya nabi Ibrahim (nenek moyang bangsa arab dan israel) yang berbahasa semit memanggil Tuhannya: Allah atau Eloah. Setelah kematian nabi Sulaiman (raja salomo), Israel pecah menjadi dua. Israel utara menyebut Allah dengan elohim (Allah yang Maha Kuasa); Israel selatan (Yudea) setelah dihancurkan Nebudkadnezar (Babilonia) dan karena ancaman penguasa negara penghancur, maka dia menyamarkan nama Allah menjadi YHWH (Yahweh), yang dalam bahasa Arab berarti “ya Huwa” (ya Dia). Kondisi seperti ini sama dengan yang dialami umat Islam di Indonesia yang ditekan oleh penguasa, sehingga mereka tidak berani menyebut nama Allah, melainkan hanya menyebut Tuhan YME (Yang Maha Esa).
Orang yahudi Essenes seperti nabi Zakaria, nabi Yahya dan nabi Isa (yesus) selalu mengikuti ajaran nabi Ibrahim dan menegakkan hukum Taurat nabi Musa as. Sehingga mereka pun menjalani khitan atau sunat, berdoa, dan berwudlu (bersuci), dan sujud dalam shalat.
Dalam Bible Lukas 1:59 disebutkan;
“Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya”
Dalam Bible Keluaran 40:31-32 disebutkan;
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebutkan oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.”
Setiap akan shalat mereka selalu berwudhu atau bersuci.
Dalam Bible Lukas 2:21disebutkan;
“Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan- seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.”
Meskipun Paulus telah melakukan beberapa perubahan terhadap ajaran Yesus, dia tetap setia menghormati wudlu sebagaimana dinyatakan dalam Kisah Rasul 21:26 berikut ini:
“Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan (mensucikan) diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah........”
Para nabi seperti Ibrahim, Musa, Yosua (Yusak) dan Yesussaat shalat pasti melakukan sujud. Hal ini diakui sendiri oleh Alkitab:
Dalam Bible (Bilangan 20:14 disebutkan:
“Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya.....”
Dalam Bible Kejadian 17:3 disebutkan;
“Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka.”
Dalam Bible Yosua 5:14 disebutkan;
“Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya:”Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?”
Dalam Bible Mazmur 95:6 disebutkan;
“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita,”
Dalam Bible Matius 26:39; Markus 14:35; Lukas 22:41-42 disebutkan;
“Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Dan Yesus sendiri dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak akan menghapus atau mengganti hukum Taurat.
Dalam Bible Matius 5:18 disebutkan;
”Karena Aku (Yesus) berkata kepada-mu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Kepergian Yesus setelah selamat dari upaya pembunuhan dan penyaliban, terjadi keadaan:
1. Murid-murid Yesus tetap melanjutkan ajaran gurunya yakni bertauhid (tidak ada tuhan selain Allah) dan menegakkan hukum Taurat.
2. Masyarakat yang sudah mendarah daging dengan kepercayaan kepada Dewa Matahari dan Anaknya dengan berbagai nama di wilayah masing-masing, menganggap bahwa nabi Isa (Yesus) yang mampu melakukan sesuatu yang luar biasa (mukjizat) adalah Anak Dewa Matahari, yang kemudian disebut sebagai Anak Tuhan Allah.
3. Penguasa kekaisaran Romawi melihat kesamaan agama-agama yang dianut oleh penduduk di wilayah kekuasaanya, meskipun nama dewanya berbeda: Mithra, Tammuz, Osiris dan Dionysius. Kecuali bangsa Yahudi yang hanya menyembah kepada Allah.
Agar tidak terjadi kekacauan karena masalah agama yang bisa merugikan imperium Romawi, maka kekaisaran Romawi berusaha mempersatukan agama-agama mereka yang pada hakekatnya tuhan sesembahan mereka adalah sama, yakni dewa matahari, meskipun namanya berbeda. Disamping masyarakat Medeterania sudah menganggap Yesus adalah Anak Dewa Matahari, sekaligus sebagai inkarnasi dewa berwujud manusia, Romawi ingin menampilkan figur yang bisa mewakili agama Yahudi, maka ditunjuklah Yesus untuk dijadikan figur sentral kesatuan agama tersebut. Yesus dijadikan sebagai Anak Tuhan pengganti Anak Dewa Matahari, dengan kompensasi seluruh ajaran Taurat Musa yang ditegakkan oleh Yesus diganti dengan tatacara agama penyembah berhala atau dewa matahari.
Penguasa Romawi menugasi semacam Badan Intelijen di masa kini, yang kemudian menunjuk Sauls (Paulus) sebagai pelaksananya dengan cara melakukan ilfiltrasi di internal murid-murid Yesus. Oleh karena itu kita bisa memahami kesimpangsiuran pengakuan pertobatan Paulus yang dicatat oleh dokter pribadiya, Lukas, dalam Kisah Para Rasul 9:7; 22:9; dan 26:13-14.
Paulus sebagai agen intelejen yang diback up penuh oleh penguasa, berhasil mempengaruhi masyarakat Medeterania yang memang sudah menganalogikan bahwa Yesus itu sama dengan Anak Dewa Matahari. Surat-surat Paulus dianggap surat suci, dan Injil yang diterima Yesus dari Allah diganti dengan Injil yang berisi cerita tentang Yesus. Surat Paulus dan Injil buatan orang-orang dekat Paulus ini kemudian dikumpulkan menjadi Kitab Suci Perjanjian Baru yang kemudian menjadi pegangan hidup bagi umat Kristen sekarang.
Paulus menggugat kebenaran ajaran Taurat yang ditegakkan oleh Yesus. Selama hidupnya, Yesus tidak pernah memakan daging babi, juga tidak pernah menghalalkan daging hewan haram ini, karena hukum Taurat mengharamkannya ( Imammat 11:7 dan ulangan 14:8 ). Sedangkan Paulus dan pengikutnya menghalalkannya atas nama Yesus ( Markus 7:19 ); Yesus melakukan sunat Paulus melarang sunat, dan lainnya.
Semua ajaran dan tata cara ibadah yang dilaksanakan oleh nabi-nabi Allah, seperti Ibrahim (Abraham), Musa, Daud (David), Zakariah, Yahya (Yohanes Pembaptis) dan Isa alaihis salam (Yesus) (semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kedamaian padanya). Diikuti dan dilestarikan oleh umat Islam.
Karena banyak pendeta yang mulai mengetahui akan rahasia ini dan benar-benar mencintai nabi-nabi Allah, termasuk mencintai nabi Isa as (Yesus), maka mereka pun memilih menjadi Muslim (Orang Islam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar